Hukum Mim Sukun

Hukum Mim Sukun

Dalam membaca Al-Qur’an tentu diwajibkan membaca sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid. Dalam tulisan ini kami akan menjelaskan tentang bagaimana hukum mim sukun ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah. Secara umum apabila kita mendapati mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah maka kondisi bibir harus ditutup rapat.

Metode melafalkannya ada yang jelas dan ada pula yang berdengung tergantung huruf hijaiyyah apa yang ditemui. Mim sukun juga dapat disebut dengan mim mati. Hukum mim sukun terbagi menjadi tiga bagian yaitu Ikhfa’ Syafawi, Idgham Syafawi, dan Idhar Syafawi. Berikut penjelasan lebih detailnya:

Ikhfa’ Syafawi

Ikhfa’ artinya samar-samar sedangkan syafawi artinya bibir. Hukum bacaan Ikhfa’ Syafawi terjadi apabila ada mim sukun atau mim mati bertemu dengan huruf ba’. Dalam praktiknya yakni dibaca dengan samar-samar di bibir dan berdengung. Samar-samar yang dimaksud adalah implementasi bahwa kita bersiap mengucapkan sifat huruf ba’ yang ditemui oleh mim sukun. Contoh dari hukum bacaan Ikhfa’ Syafawi terdapat dalam Surat al-Baqarah ayat 33:

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ

Surat Ali Imran ayat 15:

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَٰلِكُمْ

Surat al-Nisa’ 24:

فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ مِنْهُنَّ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً

Idgham Syafawi

Idgham artinya memasukkan sedangkan syafawi artinya bibir. Hukum bacaan Idgham Syafawi terjadi apabila ada mim sukun bertemu dengan mim. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa Idgham Syafawi juga dapat disebut dengan Idgham Mimi. Dalam praktiknya yakni dibaca dengan memasukkan dan berdengung. Contoh dari hukum bacaan Idgham Syafawi terdapat dalam Surat al-Baqarah ayat 10:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا

Surat Ali Imran ayat 125:

بَلَىٰ ۚ إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ

Surat al-Nisa’ ayat 1:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ

Idhar Syafawi

Idhar artinya jelas sedangkan syafawi artinya bibir. Hukum bacaan Idhar Syafawi terjadi apabila ada mim sukun atau mim mati bertemu dengan selain huruf ba’ dan mim. Dalam praktiknya yakni dibaca dengan terang dan jelas. Contoh dari hukum bacaan Idhar Syafawi terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 3, mim sukun bertemu dengan ya’:

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Surat ali Imran 104, mim sukun atau mim mati bertemu dengan hamzah:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ

Surat al-Nisa’ ayat 4, mim sukun atau mim mati bertemu dengan `ain:

إِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا

(Referensi : Kitab Umdhatu at-Thullab fi Tajwidi al-Kitab, Syekh Mahir Hasan Al Munjid, hal 47-51)